Thursday, January 8, 2009

“Ternyata Dia Bisa Juga Terpeleset”


Ana Maria
“Ternyata Dia Bisa Juga Terpeleset”

KEBANYAKAN orang berpikir bahwa narkoba hanya menimpa orang yang bermasalah, entah broken home, ribut dengan pasangan, pengangguran, dan lain-lain. Pokoknya narkoba itu identik dengan masalah. Tetapi asumsi itu ternyata tidak sepenuhnya benar. Ternyata orang yang hidupnya bahagia dan sukses pun bisa terkena narkoba. Roy Marten contohnya. Artis senior yang terkenal pada era tahun 70-an ini pada bulan Februari tahun 2006 ini, tertangkap basah sedang nyabu (memakai obat jenis shabu).

Kita mungkin bertanya-tanya mengapa seorang Roy Marten bisa dan mau menggunakan narkoba. Untuk apa Roy menggunakan narkoba? Padahal kurang bahagia apa seorang Roy Marten? Harta berlimpah, keluarga harmonis, memiliki istri yang cantik, ketenarannya belum pudar di usia tua, juga ketampanannya. Singkat kata Roy sudah memiliki semua kenikmatan dunia.
Karenanya, pada Rubrik Kisah Nyata kali ini SADAR menampilkan sosok Roy Marten dari sisi pasangan hidupnya, Ana Maria - agar menjadi pelajaran berharga bagi kita semua bahwa narkoba bisa mengenai siapa saja, dari anak-anak sampai orang tua, laki-laki dan wanita, yang bahagia maupun yang bermasalah, orang awam ataupun selebriti terkenal.
Bagaimana kisah seorang Roy menurut penuturan istri tercintanya? Apa sebenarnya yang menjadi penyebab Roy memakai narkoba? Berikut penuturan Ana Maria yang ditemui oleh SADAR di kediamannya di Jalan Meriam G 109, Kalimalang - Jakarta Timur. Wanita yang tetap terlihat cantik walaupun sudah berumur 40-an ini, mengenakan celana jeans berwarna biru muda yang dipadukan dengan kaos putih polos. Dengan ramah ia menyambut kedatangan SADAR dan bersedia berbagi kisah suami terkasihnya, Roy Marten.

Roy Marten di Mata Ana Maria

Terlepas dari permasalahan yang dihadapi oleh Roy, Ana Maria mencoba tetap tegar dan terus mendampingi sang suami dalam setiap proses persidangan. Walaupun sebenarnya, ujian ini bagaikan petir di siang bolong bagi dia dan anak-anaknya. Bagaimana tidak. Di saat kebahagiaan, kedamaian, keceriaan, dan kesuksesan yang tengah dirasakannya sekeluarga, tiba-tiba orang yang menjadi pemimpin, pemberi nafkah, penuntun keluarga harus diambil dari mereka dan disekap di penjara akibat tersangkut masalah narkoba. Maka kebahagiaan, keceriaan, dan kedamaian, seketika berubah menjadi kesengsaraan dan penderitaan. Wajahnya tersenyum, tetapi kesedihan yang begitu dalam tampaknya coba disimpan jauh di lubuk hatinya. Dengan didahului helaan nafas, mulailah Ana menuturkan kisahnya.
“Mas Roy itu orang yang menyenangkan. Dia selalu ingin membahagiakan keluarga. Sebetulnya dia itu banyak banget sisi positifnya. Dia itu murah hati. Saya senang karena dia itu selalu tersentuh kalau ada orang-orang yang kesulitan, teraniaya. Hatinya lembut. Dia juga romantis dan selalu menyenangkan saya. Humoris dan bisa jadi temen buat anak-anak, bisa jadi ayah, guru, komplit sebetulnya. Makanya saya juga agak syok. Ternyata di balik semua kelebihannya itu dia bisa tergelincir ke sini (narkoba, Red.). Agak-agak di luar dugaan saya memang.” tutur Ana.

Nakal Sedari Kecil

Roy Marten nakal. Ini diucapkan sendiri oleh Ana. Tetapi menurut wanita berkulit putih bersih ini, nakalnya adalah nakal biasa, yakni nakal laki-laki pada umumnya. Yang perlu ditekankan adalah kenakalan Roy Marten tidak pernah tergolong kriminal. “Mas Roy itu bukan seorang bajingan, dia laki-laki yang gentle,” jelas Ana.
Menurutnya, kenakalan aktor yang membintangi film Cintaku di Kampus Biru ini sudah dari kecil. Kebut-kebutan di jalan, sering bolos sekolah, tidak naik kelas, dan senang kalau dikeluarkan oleh gurunya dari kelas, adalah sebagian kecil kenakalan seorang Roy Marten. Ulah Roy, menurut Ana diakibatkan karena dia sering diolok-olok sebagai seorang anak keturunan Belanda. “Anak indo itu memang punya kecenderungan nakal ya, jadi gak diterima di mana-mana. Dia sebagai seorang keturunan Belanda yang hidup di Indonesia, tapi dianggap sebagai orang pribumi juga bukan. Nah itu yang membuat dia sering diolok-olok. Kebetulan dia orangnya agak sedikit emosional, jadi dia tidak suka diperlakukan tidak adil. Makanya, dia jadi nakal.” papar wanita yang dipersunting oleh Roy pada tahun 1985 ini.
Tetapi menurut Ana Maria, kenakalan Roy justru berkurang sejak menikah dengannya. Hal ini disebabkan karena pada saat itu aktivitas Roy di dunia film sedang berkurang akibat kondisi perfilman tanah air yang sedang mati suri. Akibatnya Roy jadi jarang ke luar rumah untuk bergaul. Kondisi ini terjadi pada awal usia pernikahan mereka. Pada saat itu Ana Maria masih menekuni dunia modeling. Bahkan ketika Ana ingin pergi ke tempat disko, Roy malah menyuruh adiknya, Chris Salam untuk menemani istrinya tersebut. Sedangkan Roy lebih memilih tinggal di rumah dengan alasan malu pergi ke tempat disko karena sudah tua. Padahal waktu itu umur Roy baru sekitar 30-an. Selain nakal, tambah Ana, Roy juga bukan seorang yang alim atau taat kepada agama. Roy memang orang yang senang bergaul dan memiliki banyak teman.

Penyebab Terkena Narkoba

Henry Yosodiningrat yang juga bersahabat dengan Roy Marten mengatakan bahwa pemeran utama film Roda-roda Gila itu memang mengaku pernah memakai narkoba 15 tahun yang lalu, tetapi sudah lama ditinggalkannya. Ketua Granat (Gerakan Negara Anti Narkoba) itu pun dibuat kaget ketika Roy tertangkap karena kasus narkoba beberapa waktu yang lalu.
Menurut Ana Maria, kemungkinan Roy kembali menggunakan narkoba adalah karena pergaulannya. Pada saat awal pernikahan, Roy bersih dari narkoba karena dia berhenti dari dunia keartisan yang membuatnya lebih sering di rumah dan jarang bergaul. Namun belakangan, ketika dunia sinetron mulai muncul, maka lambat laun Roy pun terjun ke dunia hiburan tersebut dan mungkin ini yang menyebabkan Roy kembali bergaul dengan teman-teman mainnya.
“Mungkin dia ketemu kawan yang tidak bener, karena di dunia ini kan memang rawan sekali ya. Mungkin juga berangkat dari kenakalan Mas Roy. Tapi memang dia bilang, dia agak sedikit sombong waktu itu. Karena dia waktu itu pernah nyoba ngerokok dia bisa berhenti, minum juga bisa berhenti, apa saja dia bisa kendalikan. Semua yang buruk dia bisa berhenti secara tiba-tiba. Jadi dia berpikir, dia memakai shabu pun dia bisa berhenti kapanpun dia mau. Tapi ternyata gak semudah itu. Maka ketika ada seseorang yang menawarkan, masa seorang Roy Marten tidak berani mencoba sih, mungkin seperti itu pikiran dia. Sepertinya ada tantangan dari seseorang kepada Mas Roy untuk mencoba itu. Karena ternyata banyak sekali korban shabu adalah orang yang baik-baik, malah orang rumahan. Mungkin saya agak-agak lengahnya ya di situ, ternyata shabu banyak mengena di kalangan seperti itu. Karena orang-orang seperti orang rumahan saja bisa kena, apalagi Mas Roy yang banyak bergaul. Nah di situ saya kurang waspada.” ungkap wanita yang telah memberikan dua anak bagi Roy Marten ini.
Kondisi ini diperparah dengan jarangnya Roy pulang ke rumah akibat jadwal syuting yang padat dan acara-acara gaul-nya.. “Mas Roy memang mengaku selalu memakai barang tersebut di luar rumah, karena takut sama saya. Dan pulang ke rumah ketika efek dari obat tersebut sudah hilang. Kondisi seperti ini yang membuat saya tidak mengetahui kalau suami saya telah memakai shabu. “Ana Maria menambahkan.
Intensitas memakai shabu pria yang bernama asli Wicaksono Abdul Salam ini, menurut Ana sepertinya bisa dikontrol. “Karena kalau liburan seminggu sama saya, dia nggak pakai nggak apa-apa tuh. Dia butuh itu kalau mobilitasnya lagi tinggi, syuting kejar tayang. Kalau tidak beraktifitas, dia tidak pakai. Dia cukup bisa menguasai rasa candu kalau di depan saya, mungkin saking takutnya dengan saya.” Ana menjelaskan lagi.

Kecolongan

Menghadapi kenyataan sang suami yang dipenjara akibat mengkonsumsi narkoba, membuat diri Ana Maria syok berat. Ia merasa kecolongan. “Ya, saya merasa kecolongan karena selama ini Mas Roy kan banyak baca buku, wawasannya juga cukup luas. Dan dia juga banyak baca buku yang sebetulnya mengasah kebijaksanaan. Tapi setelah tahu prakteknya begini saya juga sempat mempertanyakan ke Mas Roy, kamu ini gimana? Kita hidup ini bukan sekedar teori tapi yang penting itu adalah praktek,” tutur Ana dengan nada meninggi.
Sebetulnya Roy dan Ana sudah sering membicarakan tentang masalah bersenang-senang dalam keluarga mereka. “Kita selalu membahas bahwa kita boleh bersenang-senang, tapi tidak boleh bersenang-senang yang melebihi batas. Kalau senang kita bisa sendiri, tapi kalau susah kan semua orang akan susah. Karena kita ini kan keluarga, keluarga ini kan satu tubuh. Mas Roy sebetulnya selama ini bisa megang itu. Tapi ya, ternyata dia bisa juga terpeleset.” ujar ibu kandung dari Merrari dan Gibran Marten ini.

Hikmah yang Bisa Dipetik

Lebih waspada dan selalu berserah kepada Tuhan. Itulah kata-kata pertama yang meluncur dari mulut Ana Maria ketika ditanya tentang hikmah yang bisa dipetik dari permasalahan yang menimpa keluarganya ini. ”Saya selalu memberikan kepercayaan penuh ke Mas Roy. Mungkin saya harus lebih berserah dan banyak berdoa kepada Tuhan, karena saya gak mungkin memonitor terus Mas Roy. Di luar sana saya tidak tahu apa yang dia lakukan. Jadi sekarang ini saya lebih banyak berdoa.” ujarnya mantap.
Saat ini yang bisa dilakukan Ana Maria hanya menagih janji Roy Marten. Menurut Ana, pria yang lahir pada tanggal 1 Maret 1952 ini berjanji akan fokus ke keluarga setelah dia keluar dari penjara. “Karena dia selama ini hidup untuk teman, lebih banyak ke teman, jadi dia bilang akan berubah sikap. Kalau habis syuting dia akan pulang ke rumah, gak akan kemana-mana lagi. Ya saya akan nagih janjinya aja, saya tidak akan menanyakan gimana-gimana karena Mas Roy tidak suka dengan wanita yang terlalu cerewet.” papar Ana.
Menurut Ana dengan adanya kejadian ini, Roy secara tidak langsung juga membuat orang-orang menjadi lebih baik. Ana mengatakan seperti itu mungkin karena Roy adalah artis terkenal dan banyak penggemarnya. Musibah yang menimpa Roy membuat para penggemar pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, bersimpati. Karena Roy sendiri pun tabah dan gentle menghadapi permasalahan ini dengan mengaku telah memakai narkoba dan siap menanggung semua resiko dan hukumannya. Roy pun dalam berbagai kesempatan di depan media infotainment selalu menasihati masyarakat untuk tidak memakai narkoba. Semua itu membuat simpati kepada Roy semakin banyak dan akhirnya berdampak pada semakin waspadanya masyarakat terhadap narkoba. “Orang akhirnya tahu bahwa memakai narkoba itu tidak baik, akibatnya seperti ini, susah. Seorang Roy saja diperlakukan seperti ini.” tutur Ana Maria.
Akibat kejadian pahit tersebut, Ana berniat akan terjun langsung ke dunia sosial guna menangani kasus narkoba setelah sang suami keluar dari penjara dan setelah keluarganya kembali mapan dan stabil. “Kita perangi narkoba dengan cara yang benar. Harus di rehab bukan di penjara. Kasihan kan pemakai dimasuki ke penjara. Dia kan sakit, dan bukan penjahat. Kalau dia masih muda dan kecanduannya masih gede, dipenjara nanti malah direkrut oleh bandar-bandar besar yang menyuplai mereka narkoba. Jadi bukannya berhenti, malah dia tambah jago di dalam. Keluar penjara dia malah jadi bandar dan bisa menjaring kelompok yang lebih banyak, itu katanya banyak terjadi di penjara. Mas Roy banyak lihat yang seperti itu.” ungkap Ana Maria polos.
Di akhir perbincangan, tidak lupa Ana Maria berpesan kepada pembaca SADAR agar menjauhi narkoba, lebih waspada dan bereaksi cepat apabila ada anggota keluarga yang terkena narkoba.

No comments: